Saat ini juga, saat jari-jari gue memijat
huruf per huruf yang ada di laptop berwarna hijau ini, gue sadar bahwa gue
ternyata menemukan sebuah prinsip baru. Ya menurut gue, prinsip ini gue udah
dapetin beberapa bulan yang lalu mungkin gue baru sadar aja. Mungkin setiap
orang belum tahu benar makna dari prinsip yang mereka pegang. Menurut gue
prinsip itu ya kaya pedoman buat gue untuk menjalani hidup gue ini. Dari cara
gue memperlakukan seseorang, menjalankan aktifitas sehari-hari gue, bahkan cara
gue buat mencintai seseorang.
Setahun lebih
yang lalu gue sedang memperjuangkan seseorang. iya bukan sembarang seseorang,
karena menurut gue, gue gak akan memperjuangkan orang yang gak pantas buat di
perjuangkan. Karena memperjuangkan orang yang salah akan menuntut lo ke arah
yang salah juga. Dulu mungkin gue berpikir sama dengan banyak orang tentang
sebuah perjuangan. Kalo berjuang itu ya sekedar kerja keras dijalan yang akan
membawa gue meraih apa yang gue perjuangkan tersebut.
Ketika gue
kenal dia, gak butuh lama buat gue untuk memastikan kalo gue harus
memperjuangkan dia. Ya mungkin ini apa yang dibicarakan banyak orang ketika
hati otak dan jiwa kita dalam satu garis maka kita akan mendapatkan suatu
titik terang dalam hidup kita. Ya
ibaratnya ketika matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus maka
akan terjadi gerhana bulan yang datangnya pada saat tertentu. Gue memastikan
untuk memperjuangkan dia tanpa alasan apapun. Walaupun gue tau dia memang
menang segalanya, bahkan gue juga belum tau apakah dia seorang perempuan
baik-baik atau bukan. Karena gue percaya cinta itu memang buta, cinta tak
mengenal siapapun dia asalkan hati kita menunjukan sesuatu yang istimewa
kepadanya.
Sejak saat itu
gue berusaha mendekati dia, iya hanya mendekati saja. Seperti yang gue bilang
tadi, bahwa dulu gue masih menganut pemikiran bahwa berjuang itu ya seperti itu
saja. Sampai ketika dia menolak gue secara tidak langsung. “yaudahlah mau
gimana lagi” itulah kata-kata gue 5 detik setelah gue membaca BlackBerry
Messenger penolakan secara tidak langsung dari dia. Begitu lemahnya gue dalam
memperjuangkan perempuan saat itu. Dan mulai saat itu gue secara perlahan mulai
sedikit menjauh dari dia. Hanya menjauh ya, bukan mundur.
Mungkin
karena saat itu gue sedang sibuk-sibuknya kuliah yang menguntungkan gue untuk
gak terlalu mikirin soal itu. Tapi yang namanya seorang pengaggum di sela-sela
kesibukan gue sebagai mahasiswa, gue meluangkan sedikit waktu gue buat ngestalk
dia. Twitter, Instagram dan sosial media yang lainnya. Mungkin jika ngestalk
itu adalah sebuah profesi, gue adalah orang yang yang paling banyak menemukan
rumus-rumus baru dalam cara ngestalk dan membuat gue jadi orang paling kaya di
negara ini. Oh iya, pada saat itu gue juga sempet deket dengen beberapa temen
gue. Bahkan mantan gue yang pernah ngecewain gue. Tapi, gue memutuskan untuk
tidak merespon mereka secara berlebihan. Karena gue sadar waktu itu gue masih
memperjuangkan seseorang. Dan gue yakin ketika lo memperjuangkan sesuatu pasti
ada banyak rintangan yang harus lo jalanin. Seperti lo ketika mau makan jeruk
aja. Sebelum lo makan jeruk yang enak dan sehat itu, lo harus usaha buat
mengupas kulitnya dulu. Dan ketika jeruk itu udah telanjang tanpa kulit, lo
baru bisa menimati jeruk itu. Tapi terkadang ketika jeruk itu ada di mulut lo,
lo harus bergulat dengan biji-biji nakal di jeruk itu yang harus lo buang. Ya
tapi itulah perjuangan, lo harus melalui rintangan-rintangan itu sampai
akhirnya di ujung perjuangan dan lo bisa merasakan hasil dari perjuangan itu.
Balik lagi ke cerita ya...
Dan dua
minggu sebelum ulang tahun dia, gue sempat mikir keras kalo gue gak bisa kaya
gini terus. Gue sering bilang ke orang-orang buat apa mengharapkan sesuatu yang
gak pasti, tapi gue sendiri berada di lubang tersebut. Gue juga sempet nanya ke
temennya tentang ulang tahunnya. Dan gue memutuskan untuk ngasih dia kado
berupa bunga dan lukisan ke rumahnya dan minta bantuan temen gue yang kebetulan
jual bunga juga. Oh iya lukisan itu sebenernya udah lama banget. Kurang lebih
sembilan bulan gue simpen di kamar gue. Waktu itu gue niat ngasih lukisan itu
ke dia sembilan bulan lalu, tapi gue keburu di tolak secara gak langsung ya gue
simpen aja hahaha.
Bunga dan
lukisan itu sengaja gue gak mencantumkan nama gue sebagai pengirimnya. Karena
niat gue tulus dan ikhlas, gue juga gak mau kalo nanti dia jadi care dan nerima
gue karena pemberian gue itu. Karena gue percaya akan keajaiban dari sebuah
ketulusan dan keikhlasan itu. Pada hari itu juga gue berniat untuk menjauh dari
dia. Gue delcont bbm,twitter dan semua yang berhubungan dengan dia. Dan
ternyata pada malam harinya dia sms gue, dan katanya kenapa bbm dia gue
delcont. Dia juga cuma mau bilang terimakasih ke gue dan dia bilang kalo dia
nyesel telah menyia-nyiakan gue sebagai orang yang care ke dia. Tapi niat gue
udah bulat, gue jelasin ke dia bahwa gue mau nyoba ngelupain dia dalam waktu
sebulan. Kalo dalam sebulan itu gue gak bisa ngelupain dia, gue bakal jemput dia.
Terhitung
udah dua bulan sejak niat gue saat itu. Gue gak bisa bohong, ternyata gue gak
bisa menjauh dan gue invite bbm dia lagi. Dia berubah semuanya ke gue, dia jadi
lebih care ke gue. Dan beberapa minggu setelah itu gue berhasil mendapatkan
dia. Gak bisa dibayangin betapa bahagianya gue ini. Orang yang selama ini gue
perjuangin, orang yang selama ini selalu gue sebut dalam doa gue, orang yang
dulu setiap hari gue stalk lewat twitter sekarang jadi milik gue.
Sejak saat
itulah gue menemukan prinsip baru dalam hidup gue. Gue akan selalu membawa
tuhan dalam setiap perjuangan gue. Sekarang gue percaya kalo berjuang itu tak
sekedar berjuang. Berjuanglah apa yang harus kalian perjuangkan. Bawalah
perjuangan kalian dengan doa, karena disetiap doa pasti ada ketulusan dan
keikhlasan. Dan di setiap ketulusan dan keikhlasan pasti ada keajaiban yang
siap kalian terima dari tuhan.
Dia sebagai
hasil manis dari perjuangan gue selama ini, akan terus gue pegang. Gue akan
terus berusaha semampu gue untuk menjaga dia dan membawa dia kepada
kepositifan. Karena gue tau rasanya dan susahnya berjuang. Dan sekarang gue
sangat bersyukur kepada tuhan, karena gue tau rasanya hasil manis sebuah perjuangan.
@adittrachman