Rabu, 04 Februari 2015

Perjuangan Itu Tak Sekedar Berjuang


        Saat ini juga, saat jari-jari gue memijat huruf per huruf yang ada di laptop berwarna hijau ini, gue sadar bahwa gue ternyata menemukan sebuah prinsip baru. Ya menurut gue, prinsip ini gue udah dapetin beberapa bulan yang lalu mungkin gue baru sadar aja. Mungkin setiap orang belum tahu benar makna dari prinsip yang mereka pegang. Menurut gue prinsip itu ya kaya pedoman buat gue untuk menjalani hidup gue ini. Dari cara gue memperlakukan seseorang, menjalankan aktifitas sehari-hari gue, bahkan cara gue buat mencintai seseorang.
      
        Setahun lebih yang lalu gue sedang memperjuangkan seseorang. iya bukan sembarang seseorang, karena menurut gue, gue gak akan memperjuangkan orang yang gak pantas buat di perjuangkan. Karena memperjuangkan orang yang salah akan menuntut lo ke arah yang salah juga. Dulu mungkin gue berpikir sama dengan banyak orang tentang sebuah perjuangan. Kalo berjuang itu ya sekedar kerja keras dijalan yang akan membawa gue meraih apa yang gue perjuangkan tersebut.

       Ketika gue kenal dia, gak butuh lama buat gue untuk memastikan kalo gue harus memperjuangkan dia. Ya mungkin ini apa yang dibicarakan banyak orang ketika hati otak dan jiwa kita dalam satu garis maka kita akan mendapatkan suatu titik  terang dalam hidup kita. Ya ibaratnya ketika matahari, bumi, dan bulan berada pada satu garis lurus maka akan terjadi gerhana bulan yang datangnya pada saat tertentu. Gue memastikan untuk memperjuangkan dia tanpa alasan apapun. Walaupun gue tau dia memang menang segalanya, bahkan gue juga belum tau apakah dia seorang perempuan baik-baik atau bukan. Karena gue percaya cinta itu memang buta, cinta tak mengenal siapapun dia asalkan hati kita menunjukan sesuatu yang istimewa kepadanya.

        Sejak saat itu gue berusaha mendekati dia, iya hanya mendekati saja. Seperti yang gue bilang tadi, bahwa dulu gue masih menganut pemikiran bahwa berjuang itu ya seperti itu saja. Sampai ketika dia menolak gue secara tidak langsung. “yaudahlah mau gimana lagi” itulah kata-kata gue 5 detik setelah gue membaca BlackBerry Messenger penolakan secara tidak langsung dari dia. Begitu lemahnya gue dalam memperjuangkan perempuan saat itu. Dan mulai saat itu gue secara perlahan mulai sedikit menjauh dari dia. Hanya menjauh ya, bukan mundur.

         Mungkin karena saat itu gue sedang sibuk-sibuknya kuliah yang menguntungkan gue untuk gak terlalu mikirin soal itu. Tapi yang namanya seorang pengaggum di sela-sela kesibukan gue sebagai mahasiswa, gue meluangkan sedikit waktu gue buat ngestalk dia. Twitter, Instagram dan sosial media yang lainnya. Mungkin jika ngestalk itu adalah sebuah profesi, gue adalah orang yang yang paling banyak menemukan rumus-rumus baru dalam cara ngestalk dan membuat gue jadi orang paling kaya di negara ini. Oh iya, pada saat itu gue juga sempet deket dengen beberapa temen gue. Bahkan mantan gue yang pernah ngecewain gue. Tapi, gue memutuskan untuk tidak merespon mereka secara berlebihan. Karena gue sadar waktu itu gue masih memperjuangkan seseorang. Dan gue yakin ketika lo memperjuangkan sesuatu pasti ada banyak rintangan yang harus lo jalanin. Seperti lo ketika mau makan jeruk aja. Sebelum lo makan jeruk yang enak dan sehat itu, lo harus usaha buat mengupas kulitnya dulu. Dan ketika jeruk itu udah telanjang tanpa kulit, lo baru bisa menimati jeruk itu. Tapi terkadang ketika jeruk itu ada di mulut lo, lo harus bergulat dengan biji-biji nakal di jeruk itu yang harus lo buang. Ya tapi itulah perjuangan, lo harus melalui rintangan-rintangan itu sampai akhirnya di ujung perjuangan dan lo bisa merasakan hasil dari perjuangan itu.
         

            Balik lagi ke cerita ya...

            Dan dua minggu sebelum ulang tahun dia, gue sempat mikir keras kalo gue gak bisa kaya gini terus. Gue sering bilang ke orang-orang buat apa mengharapkan sesuatu yang gak pasti, tapi gue sendiri berada di lubang tersebut. Gue juga sempet nanya ke temennya tentang ulang tahunnya. Dan gue memutuskan untuk ngasih dia kado berupa bunga dan lukisan ke rumahnya dan minta bantuan temen gue yang kebetulan jual bunga juga. Oh iya lukisan itu sebenernya udah lama banget. Kurang lebih sembilan bulan gue simpen di kamar gue. Waktu itu gue niat ngasih lukisan itu ke dia sembilan bulan lalu, tapi gue keburu di tolak secara gak langsung ya gue simpen aja hahaha. 

            Bunga dan lukisan itu sengaja gue gak mencantumkan nama gue sebagai pengirimnya. Karena niat gue tulus dan ikhlas, gue juga gak mau kalo nanti dia jadi care dan nerima gue karena pemberian gue itu. Karena gue percaya akan keajaiban dari sebuah ketulusan dan keikhlasan itu. Pada hari itu juga gue berniat untuk menjauh dari dia. Gue delcont bbm,twitter dan semua yang berhubungan dengan dia. Dan ternyata pada malam harinya dia sms gue, dan katanya kenapa bbm dia gue delcont. Dia juga cuma mau bilang terimakasih ke gue dan dia bilang kalo dia nyesel telah menyia-nyiakan gue sebagai orang yang care ke dia. Tapi niat gue udah bulat, gue jelasin ke dia bahwa gue mau nyoba ngelupain dia dalam waktu sebulan. Kalo dalam sebulan itu gue gak bisa ngelupain dia, gue bakal  jemput dia.

          Terhitung udah dua bulan sejak niat gue saat itu. Gue gak bisa bohong, ternyata gue gak bisa menjauh dan gue invite bbm dia lagi. Dia berubah semuanya ke gue, dia jadi lebih care ke gue. Dan beberapa minggu setelah itu gue berhasil mendapatkan dia. Gak bisa dibayangin betapa bahagianya gue ini. Orang yang selama ini gue perjuangin, orang yang selama ini selalu gue sebut dalam doa gue, orang yang dulu setiap hari gue stalk lewat twitter sekarang jadi milik gue. 

         Sejak saat itulah gue menemukan prinsip baru dalam hidup gue. Gue akan selalu membawa tuhan dalam setiap perjuangan gue. Sekarang gue percaya kalo berjuang itu tak sekedar berjuang. Berjuanglah apa yang harus kalian perjuangkan. Bawalah perjuangan kalian dengan doa, karena disetiap doa pasti ada ketulusan dan keikhlasan. Dan di setiap ketulusan dan keikhlasan pasti ada keajaiban yang siap kalian terima dari tuhan. 

         Dia sebagai hasil manis dari perjuangan gue selama ini, akan terus gue pegang. Gue akan terus berusaha semampu gue untuk menjaga dia dan membawa dia kepada kepositifan. Karena gue tau rasanya dan susahnya berjuang. Dan sekarang gue sangat bersyukur kepada tuhan, karena gue tau  rasanya hasil manis sebuah perjuangan.

@adittrachman